Minggu, 05 Juni 2011

Mengapa Liburan Itu Penting? "Semakin sering liburan, semakin lama orang akan hidup."



  (AP Photo)
BERITA TERKAIT
Liburan sangat penting. Menurut sebuah studi oleh situs perjalanan Expedia, sepertiga pekerja Amerika tidak mengambil waktu liburan penuh. Padahal menikmati liburan bisa menjadikan hidup Anda lebih berarti.

Seperti dikutip dari laman Shine, Sebuah studi dari University of Pittsburgh Mind-Body Center menemukan bahwa mereka yang menikmati waktu liburan, melaporkan kepuasan hidup lebih banyak dan pola pikir lebih positif dan mampu menurunkan kasus depresi klinis.

Hormon stres yang lebih rendah, tekanan darah rendah, dan pinggang yang lebih kecil sangat mempengaruhi kehidupan Anda. Liburan ternyata tidak hanya baik bagi jiwa Anda menurut hasil penelitain dari Framingham Heart Study. Beberapa bukti banyak dikutip dari penelitian ini terkait dengan korelasi antara liburan dan kesehatan fisik.

Lebih dari 12.000 orang berisiko terserang penyakit jantung yang diikuti selama sembilan tahun untuk melihat apakah ada cara-cara untuk meningkatkan jangka hidup mereka. Para ilmuwan yang menganalisis hasil penelitian menemukan solusi, "Semakin sering liburan, semakin lama orang akan hidup."

Tak hanya itu, saat liburan Anda akan tidur lebih baik. Menurut New York Times, sebuah studi oleh perusahaan konsultan ilmiah yang bekerja dengan pilot NASA dan astronot pada masalah tidur, menunjukkan bahwa setelah sedikit selama dua atau tiga hari liburan, orang-orang kualitas tidur seseorang bisa meningkat lebih baik.

Studi lain juga mengungkapkan bahwa berlibur bisa mencerahkan pikiran. Mereka yang kembali pulang dari berlibur bisa lebih cepat menciptakan ide-ide dan solusi ketika kembali bekerja.
Liburan juga membuat Anda lebih kreatif. Banyak ahli berpendapat melakukan liburan membuat orang lebih produktif, baik selama liburan maupun setelah berlibur. Mungkin ini memberikan rangsangan baru setelah keluar dari aktivitas normal.

Cobalah berlibur, jika Anda ingin menciptakan kehidupan baru yang lebih menarik.

Minggu, 10 April 2011

ARTI HARI SENIN - MINGGU

Semua orang punya tujuh hari dalam seminggu. Berapa hari yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya? Apa arti hari-hari tersebut untuk kita? Mari kita coba lihat.

1. Senin adalah singkatan dari “SEmangat Nan INdah”

Sebagian orang mengharap-harap tibanya hari Senin karena hari itu mereka mendapat uang. Yang telah libur, kembali berjualan sehingga uang masuk lancar lagi. Yang bekerja harian, berarti upah harian akan diterima kembali.
Sebagian orang tidak suka dengan hari Senin. Yang malas bekerja merasakan beban berat karena Senin berarti mulai bekerja kembali. Yang tadinya bisa santai di rumah, kini harus kembali masuk kantor. Anak sekolah kembali bersekolah, tidak bisa main-main Play Station lagi. Para ibu harus bangun pagi lagi untuk memasak makan pagi anak-anak yang akan berangkat sekolah. Ada yang menunggu-nunggu hari Sabtu lagi yang rasanya masih sangat lamaaaa…..
Apapun sikap yang kita pilih, tidak akan merubah hari Senin. Senin tetap datang. Senin tetap harus kita lalui entah kita senang atau tidak. Sikap mana yang akan kita pilih? Memulai hari Senin dengan menggerutu atau memulai hari Senin dengan Semangat Nan Indah?
2. Selasa adalah singkatan dari “SElalu LuAr biaSA”
Ada orang yang berpendapat bahwa Selasa adalah hari yang biasa saja. tidak ada yang luar biasa. Mengapa begitu??? Mengapa kita tidak membuatnya menjadi hari yang luar biasa? Luar biasa atau tidak, bukan tergantung dari nama hari atau pekerjaan kita. Tapi tergantung dari sikap hati kita. Tiap pagi saya bermain skipping (main tali) sebanyak 300 kali. Saya merasakan bedanya, ketika hati sedang malas, ya main tali jadi terasa berat. Tapi bila hati gembira, maka main tali menjadi ringan. Bahkan tanpa terasa bisa sampai 400 kali. Jadi saya selalu main tali sambil bernyanyi dan tersenyum. Hehehe…… ….

3. Rabu adalah singkatan dari “RAsakan bahagia dalam kalBU”
Apakah kita bersyukur hanya kalau kita mendapatkan sesuatu? Kalau sedang senang dan kita bersyukur, itu sih biasa. Tapi bagaimana kalau kita sedang ada masalah? Apakah kita menggerutu dan marah-marah? Apakah kita bisa mensyukuri setiap kejadian dalam hidup kita? Waktu anak saya masih kecil, dia sering menangis di malam hari. Padahal tiap hari saya harus bekerja. Tapi saya bersyukur bisa bangun di malam hari dan memberikan ASI kepada anak saya. Saya senang ketika di malam hari dia terjaga dan memanggil “Mama. Mama”. Malah saya sengaja melarang baby sitter untuk bangun di malam hari dan mengurus anak saya. Saya pikir, toh tidak lama dia begitu. Nanti kalau dia sudah besar, dia tidak akan lagi memanggil “Mama. Mama” ketika terjaga di malam hari. Jadi saya nikmati keadaan itu. Saya syukuri saat-saat tiap malam saya bangun dan menggendong anak saya. Biarlah hati kita selalu dipenuhi rasa syukur. Biarlah kalbu berseri. Hati yang gembira adalah obat yang paling manjur.

4. Kamis adalah “KAMI Sukses”
Apakah hari Kamis juga hari biasa? Bagaimana kalau kita membuatnya sebagai hari dimana kita sudah lebih sukses? Rasanya kita perlu mengingat kembali pentingnya “Berpikir Positif”. Bagaimana kalau tiap minggu kita mendapatkan sukses? Bagaimana kalau tiap hari? Apakah mungkin? Tentu saja. Yang perlu dilakukan adalah selalu berpikir positif. Kapan saja, dimana saja, dan siapa saja……
Bila seseorang berkata kepada kita:”Wah, enak ya kerja disana?” Daripada berkata:”Enak apanya? Biasa saja kok.”, mengapa kita tidak berkata:”Amin. “? Bila seseorang berkata:”Pasti kamu banyak uang.” Daripada berkata:”Ga kok. Siapa bilang banyak uang?” Lebih baik kita berkata:”Amin. “. Kalau nanti benar benar banyak uang, siapa yang menikmati? Kita sendiri kan? Asyiikkk…. ..

5. Jumat berarti “JUga aMat hebAT”
Seringkali Jumat menjadi hari yang kurang produktif karena sudah mendekati Sabtu, sehingga pikiran sudah ke hari libur. Mengapa menyia-nyiakan satu hari dalam hidup kita? Bagaimana kalau kita menjadikannya hari Jumat yang Juga Amat Hebat? Bagaimana kalau kita menggunakan hari ini untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tertunda? Memeriksa surat masuk? Mengevaluasi hari-hari kemarin? Mengatakan hal-hal indah yang belum sempat dikatakan?

6. Sabtu berarti “SAatnya BersaTU”
Hari Sabtu bisa menjadi hari yang produktif atau tidak produktif. Semuanya tergantung diri sendiri. Seorang Pengusaha justeru paling produktif di hari Sabtu karena dia bisa memeriksa semua pekerjaan, memantau hasil kerja karyawan, mencari ide baru, dan puluhan kegiatan lain yang sangat bermanfaat. Bahkan dia membuat hari Sabtu sebagai hari dimana dia mendengarkan semua masalah yang dihadapi ank buahnya.
Orang tua yang libur dan ingin membina kedekatan dengan anak-anaknya bisa memanfaatkan hari Sabtu untuk bermain bersama, berenang, makan bareng, membersihkan rumah bersama atau jalan-jalan. Daripada hanya duduk dan masing-masing nonton acara tv kesukaannya tanpa adanya komunikasi. Pasangan yang saling mencinta bisa menggunakan hari ini untuk saling mengerti bukan hari untuk bertengkar. Hayoo……

7. Minggu berarti “Mari Ingat berkah semiNGGU”
Hari Minggu bisa dijadikan hari bermalas-malas atau bisa juga menjadi hari untuk mengevaluasi diri kita. Untuk mengevaluasi sikap kita. Apa yang telah dilakukan dalam seminggu? Apa yangsalah? Apa yang benar? Apa yang dapat kita lakukan lebih baik minggu depan? Apa rencana baru yang perlu dibuat? Bagaimana supaya minggu depan lebih sukses? Bagaimana caranya bekerja lebih baik? Bagaimana caranya agar tidak terlambat masuk kerja? Dan seribu satu kegiatan lain.
Dengan demikian hari Senin akan kita nantikan dengan semangat karena kita telah punya rencana yang akan diterapkan. Hari Senin menjadi awal minggu depan yang lebih sukses.

Semua baik… Semua baik…. Ngga ada hari yang buruk atau sial hanya gtergantung bagaimana kita menyikapi hari yang kita lewati saja. :)

Jumat, 01 April 2011

Awal Bulan, Awal Bahagia Atau Awal Derita?


imagesSiapa yang tidak kenal awal bulan, atau yang lebih dikenal dengan istilah tanggal muda? Siapa yang tidak bahagia ketika harus memasuki awal bulan, misalnya tanggal satu? Mungkin semua sudah tahu, hari berseri adalah hari dimana awal bulan itu ada, hari bahagia bagi mereka yang menerima gaji dari kantor tempatnya bekerja.
Sudah dipastikan, wajah cerah ceria menghiasi raut muka para pegawai, karyawan atau staf sebuah instansi/perusahaan. Sudah dipastikan pula wajah-wajah ceria dari orang-orang terkasih pun menambah deretan keceriaan, anak-anak menunggu dibelikan mainan baru, istri-istri menunggu diberikan uang belanja bulanan. Boleh dibilang, awal bulan atau tanggal muda adalah hari bahagia para pekerja atau pegawai, hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga yang ditanggung, hari yang diimpikan oleh orang terkasih dirumah.
Nah, bagimana dengan mereka yang gajinya pas-pasan, tidak cukup untuk memenuhi bahagia para penunggu dirumah? Mengingat barang-barang harian pada naik, harga sembako makin tidak menetap, BBM kadang sulit didapatkan, dan lagi-lagi bagi mereka yang terlilit hutang, dapatkah tanggal muda menjadi hari bahagia?
Tidaklah semua orang akan berbahagia dengan tanggal muda, kadang bagi mereka yang gajinya pas-pasan menganggap tanggal muda adalah sama halnya dengan tanggal tua, sama menderitanya dengan tanggal muda. Bagi mereka yang gajinya rendah, tiada artinya tanggal muda, karena setiap hari diperhadapkan dengan kebutuhan yang mendesak.
Kadang mengeluh jadi serba salah, menuntut penambahan gaji mungkin adalah komplit bagi seorang karyawan, kadang pula mereka menerima apa adanya meskipun dalam hati mengeluh dan merintih dengan penghasilan hidupnya.
Seorang karyawan yang gajinya rendah hanya bisa mengeluh dan merintih dalam hatinya sendiri, mereka pun tetap bersemangat kerja. Keluhan mereka hanya diperdengarkan hanya kepada hati dan maha pencipta hati itu sendiri. Karena meski mengeluh terang-terangan mungkin hanya akan ditertawakan.
Yang jadi pertanyaan, karyawan kecil hanya mengeluh dalam dalam rintihan hatinya, apakah pantas seorang presiden mengeluh gajinya sedikit secara terang-terangan, padahal gajinya sudah begitu besar. Bila rakyat yang menjadi karyawan, gaji seadanya, tidak mendapat santunan tambahan meski memiliki tanggung jawab besar, apakah seorang kepala negara pantas?
Mungkin terlalu berlebihan saya membandingan keluhan hati karyawan dengan keluhan pemimpin negara, tetapi dari kacamata orang kecil, mungkin itu belum tepat, karena kapasitasnya sebagai pemipin dibiayai dan ditunjang oleh negara dalam jumlah yang besar.
Bila gaji pejabat negara yang jumlahnya puluhan juta,dianggap kecil dan memenuhi kebutuhan, bagaimana dengan gaji pegawai yang benar-benar tidak memenuhi kebutuhan? Mungkin apa yang saya tulis tidaklah menarik dan tidak adan intisari yang perlu ditarik, tetapi coba pikirkan, sudahkah kesejahteraan di negeri kita benar-benar menyentuh?

0 komentar:

Posting Komentar